Tugas
Kelompok
Desain
Pembelajaran
OLEH:
Kelompok VI
1.
Liska Dewiana Nasution 3103311032
2.
Ebita Malau 3103311018
3.
Novra Windah Lingga 3103311040
4.
Yohanna M.I Hutabarat 3103311060
5.
Nurma Fitriani Nst 3103311042
6.
Dewi Novitasary Siregar 3103311014
7.
Teguh Abdillah 3103311058
8.
Denta Immanuel
Sembiring 3103311012
KELAS :
B Ekstensi 2010
MATA KULIAH :
Perencanaan Pembelajaran Kewarganegaraan
JURUSAN : PP-Kn
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Desain
Pembelajaran ini dengan baik.
Makalah ini
diharapkan mampu membantu penulis dalam memperdalam mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran Kewarganegaraan dalam kegiatan belajar. Selain itu, makalah ini
diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar menjadi seorang guru
yang profesional yang baik dan bertanggung jawab karena materi ini disajikan
mengarah pada terbentuknya manusia yang memiliki pengetahuan dan berbudi
pekerti yang luhur berdasarkan
Pancasila yang berpengaruh terhadap usaha mencerdaskan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Penulis berterima kasih kepada orang tua
penulis yang memberikan motivasi baik berupa matreiil maupun moriil kepada
penulis, tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu
yaitu Ibu Sri Yunita dan kepada
semua pihak yang sedikit banyaknya telah terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak sekali terdapat
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Penulis mengharapkan saran dan kritikan
terhadap makalah ini yang bersifat membangun agar makalah selanjutnya dapat
menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata
penulis ucapkan terimakasih.
Medan, Oktober 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kegiatan
proses pembelajaran diselenggarakan sebagai suatu usaha sadar dan terencana
sebagai suatu upaya meningkatkan kuualitas sumber daya manusia sehingga dapat
menjangkau ranah-ranah hasil pembelajaran, baik secara peningkatan dalam ranah
kognisi, afeksi dan ranah psikomotorik dalam bentuk perubahan sikap dan prilaku.
Sehingga setiap lembaga pendidikan perlu dikelola oleh mereka yang memiliki
kompetensi dalam membuat desain atau pola pembelajaran, sehingga dapat
dilakukan perubahan dan penyesuaian dan adanya inovasi dalam proses pembelajaran.
Dalam
menyusun sebuah desain pembelajaran, konsep interaksi merupakan sesuatu cukup
dijadikan yang penting untuk diperhitungkan. Oleh karena hal itu desain pembelajaran
tidak dapat digantikan dengan desain informasi. Interaksi sangat berkaitan dengan
keberagaman peserta didik. Hal inilah yang menuntut designer pembelajaran
untuk dapat memunculkan bermacam-macam desain-desain pembelajaran yang
bervariasi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian desain pembelajaran?
2. Apa-apa
saja komponen utama desain pembelajaran?
3.
Apa-apa saja model-model desain pembelajaran?
C. Tujuan
Penulisan
Disain dan rancangan
pembelajaran adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,
tujuan dari pembelajaran adalah untuk memenuhi atau mencapai kompetensi
tertentu. Rumusan tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi yang
harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Disain pembelajaran
perlu memadukan kebutuhan peserta didik dengan kompetensi yang harus dia kuasai
nanti setelah selesai belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Desain Pembelajaran
Desain
pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk
membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta
didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan"
berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar
pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat
terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
Perencanaan
pembelajaran adalah suatu sistem yaitu suatu perencanaan yang integral tentang
aktivitas keseluruhan komponen dari suatu sistem yang didesain untuk memecahkan
masalah untuk memenuhi kebutuhan. Fungsi perencanaan pembelajaran adalah sebagai
kerangka acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih
terarah dan berjalan secara efektif dan efisien.
2.
Komponen Utama Desain Pembelajaran
Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:
a.
Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah
penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
b.
Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu
diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
c. Analisis
Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan
dipelajari.
d. Strategi
Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro
dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. Bahan Ajar, adalah format materi
yang akan diberikan kepada pembelajar
e.
Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan
atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum.
3.
Model-Model
Desain Pembelajaran
a. Model
Dick and Carrey
Salah
satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini
termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut
Dick and Carey adalah:
Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
Melaksanakan analisi pembelajaran
Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan
karakteristik siswa
Merumuskan tujuan performansi
Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
Mengembangkan strategi pembelajaran
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
Merevisi bahan pembelajaran
Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Langkah
awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah
menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana
tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan
pembangunan.
Penggunaan
model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan agar
(1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan
mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran,
(2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan
hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3) menerangkan langkah–langkah yang perlu
dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran.
b.
Model Kemp
Model
Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah
diagram. Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam
penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:
Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan
tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya;
Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa
pembelajaran tersebut didesain;
Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
Menentukan isi materi pelajaran yang dapat
mendukung tiap tujuan;
Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk
menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap
suatu topik;
Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran
yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa
akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan;
Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana
penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan
jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat
mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan
peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan
yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif.
c.
Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan
sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model
berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam
langkah kegiatan yaitu:
Analyze Learners (Analisis Pelajar)
States Objectives (Menyatakan tujuan)
Select Methods, Media, and Material
(Pemilihan metode, media dan bahan)
Utilize Media and materials (penggunaan
media dan bahan)
Require Learner Participation
(partisipasi pelajar di dalam kelas)
Evaluate and Revise (penilaian dan
revisi)
d.
Model ADDIE
Model
ini menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu
1. Analysis
(analisa)
2. Design
(disain/perancangan)
3. Development
(pengembangan)
4. Implementation
(implementasi/eksekusi)
5. Evaluation
(evaluasi/umpan balik)
Langkah
1: Analisis
Tahap
analisis merupakan suatu proses mendefenisikan apa yang akan dipelajari oleh
peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa
karakteristik atau profile calon peserta balajar, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
Langkah 2: Desain
Tahap
ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Ibarat bangunan,
maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blueprint) diatas kertas harus ada
terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama
merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan
realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi
pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita
pilih dan tentukan yang paling revalan. Di samping itu, pertimbangkan pula
sumber – sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relavan, lingkungan
belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain – lain. Semua iu tertuang dalam
suatu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.
Langkah 3 : Pengembangan
Pengembangan
adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan.
Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia
pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan
modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan
lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus
disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah
uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian
dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi
formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang
sedang kita kembangkan.
Langkah 4 : Implementasi
Implementasi
adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran yang sedang kita
buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset
sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.
Misal, jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah
diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan atau seting
tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario
atau desain awal.
Langkah 5 : Evaluasi
Evaluasi
adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun
berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa
terjadi pada tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap tahap di atas
dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal,
pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan pada salah satu bentuk evaluasi
formatif misalnya review ahli untuk memberi input terhadap rancangan yang
sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk
yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lain –
lain.
e. Model
Hanafin and Peck
Model
Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri dari pada tiga
fase yaitu fase analisi keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan
implementasi. Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam
setiap fase. Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk.
Fase
pertama dari model Hannafin dan Peck adalah analisis kebutuhan. Fase ini
diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan dalam mengembangkan
suatu media pembelajaran termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media
pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh
kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran. Setelah semua
keperluan diidentifikasi Hannafin dan Peck (1988) menekankan untuk menjalankan
penilaian terhadap hasil itu.
Fase
yang kedua dari model Hannafin dan peck adalah fase desain. Di dalam fase
ini informasi dari fase analisis
dipindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media
pembelajaran
Fase
ketiga adalah pengembangan dan implementasi. Mengatakan aktivitas yang
dilakukan dalam fase ini adalah penghasilan diagaram alur, pengujian, serta
penilaian formatif dan penilaian sumatif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media
teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer
pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik.
Adapun komponen utama desain pembelajaran yaitu: 1)
Tujuan pembelajaran; 2) Pembelajar; 3) Analisis pembelajaran; 4) Strategi
pembelajaran ; dan 5) Penilaian belajar.
Ada empat model desain pembelajaran yaitu:
ü Model
Dick and Carrey
ü Model
Kemp
ü Model
ASSURE
ü Model
ADDIE
ü Model
Hanafin and Peck
B.
Saran
Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana dirumuskan
dalam UU Nomor 2 tahun 1989 adalah “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Dari tujuan
tersebut, sangat jelas bahwa output yang diharapkan dari proses pendidikan di
sekolah sebenarnya bukan hanya sekedar pribadi-pribadi yang cerdas secara
intelektual saja, namun juga harus memiliki budi pekerti luhur berdasarkan
keyakinan yang mendalam kepada Tuhan yang Maha Esa. Dengan adanya desain
pembelajaran, diharapkan proses belajar mengajar dan tujuan Pendidikan Nasional
tersebut tercapai.
terima kasi ini sanggat membantu sekali dalam penyelesaiyan tugas
BalasHapusdaftar pustakanya pak, mohon dilengkapi coba hehe, tapi terimakasih lo, sangat membantu :)
BalasHapusTolong diberi daftar pustaka agar lebih lengkap hehehe
BalasHapus